Kenali Kelebihan dan Kekuranganmu

Akhir-akhir ini, aku sudah dua kali diberikan pertanyaan untuk menyebutkan apa saja kelebihan dan kekurangan diri dalam lembar pengisian data diri calon pegawai baru. Maklum, aku ini, kan mantan mahasiswa yang baru saja lulus dari masa kuliahnya, alias fresh graduate. Sedang sibuk sana-sini mencari  lowongan pekerjaan. Mencari pengalaman kerja lebih tepatnya, bila sudah mendapatkan itu, sebenarnya ingin sekali segera melanjutkan pendidikan hingga jenjang sarjana. Maklum (lagi), aku ini, kan lulusan diploma III, yang mana sudah menjadi tingkat terendah dalam persaingan jabatan di sebagian besar kementerian, pemda atau perusahaan.

Kelebihan dan kekuranganku apa, ya..?
(ponakan hihi)

Dihadapkan dengan baris yang kosong untuk diisi dengan kurang lebih lima kelebihan dan kekurangan diri. Dalam kuliah, pernah diajarkan untuk menuliskan hal ini, sampai diperintahkan untuk menuliskan kekurangan dan kelebihan teman terdekat di kelas. Saat keadaan mendadak, isi saja sepengetahuan yang ada. Kurang banyak, akhirnya langsung kutanyakan kepada yang bersangkutan, alias temanku tersebut, apa saja sih kelebihan dan kekuranganmu?

Air Mata yang Tertahan part 5

Semua sudah kadung bahagia atas berita bahagia bahwa aku sudah tinggal sedikit lagi akan bekerja. Tapi bagaimana bila ini tidak terjadi? Bagaimana dengan mereka? Ini salah siapa? Tentu aku. Aku sudah berencana tidak memberitahukan masalah ini kepada orang tuaku. Aku bilang saja, kerjanya mulai tanggal 23 September 2013 karena menunggu ahli gizi yang segera keluar.

Bullshit?

Air Mata yang Tertahan part 4

Mengurus persyaratan yang belum dilengkapi yaitu surat keterangan domsili, pas foto, photo copy kartu keluarga, sudah. Tinggal membuat NPWP. Selasa, 3 September 2013 aku menuju Disnaker Bekasi, depan gor Bekasi, untuk membuat kartu kuning (padahal warnanya putih sekarang). Sampai Disnaker pukul 09.30 baru memberikan berkas dan menunggu untuk dipanggil namaku hingga tak kuat untuk berdiri, takut pingsan, akhirnya mencari tampat yang bisa diduduki. Kepanasan, meneduh di bawah bayangan daun dan ranting pohon palem mini yang tumbuh berada di ember sebagai pot. Hingga pukul 14.30 namaku baru dipanggil. Karena minumku sudah habis, berniat membeli eh cendol di depan saat pulang nanti. Kemudian photo copy 5 rangkap dan dilegalisir. diinformasikan di internet bahwa pembuatan kartu kuning ini tidak dipungut biaya apapun, tapi nyatanya di akhir proses, mereka meminta pungutan sebesar Rp10.000. Memang mereka capek sekali, tapi bagaimana dengan kami yang menunggu? Kami juga capek menunggu dengan berdiri atau duduk di tempat yang bukan tempat duduk. Karena pencari kerja yang ingin membuat kartu kuning hari itu begitu banyak sekali. Yah, sudahlah.

Air Mata yang Tertahan part 3

Panggilan sebenarnya Bu Heni, aku saja yang tergelitik untuk ikutan seperti Damis dengan memanggilnya Bunda Heni. Setelah lama menunggu dan hanya sendirian, yang lain sudah tidak ada, pukul 13.00 akhirnya aku dipanggil masuk ke ruangan HRD.

"Selamat ya, sudah wisuda. Kamu menjadi rekomendasi user. Kamu catat persyaratan yang perlu dilengkapi. Tunjukkan bahwa kamu mampu sebagai fresh graduate!" (intinya begitu)

"Ya, terima kasih, bu."

"Setelah ini kamu ke bawah untuk psikotes, besok ketemu dengan dr.Ihsan yaitu manajer kesehatan untuk wawancara lagi. Setelah itu kamu tes kesehatan dengan medichal check up dengan biaya sebesar Rp483.000, bisa diangsur dua kali dari potongan gaji 2 bulan. Gaji di 3 bulan pertama Rp1.650.00 ini masih dalam masa training. Setelah itu gaji mulai Rp.2.200.000 sesuai UMP. Ijazah asli diberikan kepada kami selama masa training." Pokoknya aku senang sudah diberi tahu ini. Berita baik ini sebagai hadiah untuk Mamak yang pada hari itu bertambah usianya. Lagi-lagi aku hanya bisa menjawab dengan "ya" dan "ya".

Air Mata yang Tertahan part 2

Saat aku sidang, aku kaget karena baru tahu ternyata teman kelasku sudah bekerja di RSIA. Belum dinyatakan lulus, tapi sudah diterima untuk bekerja. aku saja baru sidang. Ia sudah melompat untuk bekerja, karena waktu yang memungkinkan dapat dijalani untuk bekerja. Sebagian teman juga telah mengirimkan surat lamaran dan CV ke lowongan kerja. Setelah sidang, aku mulai memperbarui CV lama yang telah kubuat dahulu saat melamar menjadi admin social media penerbit Bukune. Pengalaman interview pertama ya, di Bukune.

Yudisium, aku dinyatakan lulus. Aku segera mengirimkan surat lamaran dan CV beserta scan-an surat keterangan lulus dan transkrip nilai ke banyak lowongan kerja sebagai ahli gizi dari D III via email. Sudah 5 email menjadi box terkirim. Menunggu balasan email, setiap saat kubuka email, melihat adakah balasan. Teleponpun tak kungjung ada yang memanggil.