Air Mata yang Tertahan part 3

Panggilan sebenarnya Bu Heni, aku saja yang tergelitik untuk ikutan seperti Damis dengan memanggilnya Bunda Heni. Setelah lama menunggu dan hanya sendirian, yang lain sudah tidak ada, pukul 13.00 akhirnya aku dipanggil masuk ke ruangan HRD.

"Selamat ya, sudah wisuda. Kamu menjadi rekomendasi user. Kamu catat persyaratan yang perlu dilengkapi. Tunjukkan bahwa kamu mampu sebagai fresh graduate!" (intinya begitu)

"Ya, terima kasih, bu."

"Setelah ini kamu ke bawah untuk psikotes, besok ketemu dengan dr.Ihsan yaitu manajer kesehatan untuk wawancara lagi. Setelah itu kamu tes kesehatan dengan medichal check up dengan biaya sebesar Rp483.000, bisa diangsur dua kali dari potongan gaji 2 bulan. Gaji di 3 bulan pertama Rp1.650.00 ini masih dalam masa training. Setelah itu gaji mulai Rp.2.200.000 sesuai UMP. Ijazah asli diberikan kepada kami selama masa training." Pokoknya aku senang sudah diberi tahu ini. Berita baik ini sebagai hadiah untuk Mamak yang pada hari itu bertambah usianya. Lagi-lagi aku hanya bisa menjawab dengan "ya" dan "ya".

"Kami butuh 2 ahli gizi, lho. Mungkin teman kamu ada yang berminat? Tenang saja, kamu sudah aman. Kan kamu sudah dapat nih, jadi ajak temanmu tidak masalah."

"Ada banyak, Bu teman saya."

"aAak saja temanmu yang minat untuk melamar kerja, hari Senin pukul 9 pagi datang dengan membawa surat lamaran dan CV. Tapi jangan yang rumahnya jauh ya, kasian."

"Iya, Bu."

"Nah, sekarang kamu ke bawah untuk psikotes, ya."
"Lama tidak, Bu tesnya? saya belum solat."
"O iya, benar, kamu solat saja dulu di sini." Aku solat di ruang HRD. Spesial sekali.

Ternyata aku yang paling telat. Psikotes sudah berlangsung dengan teman-teman lain. Aku masuk sudah sesi ketiga. Baiklah, aku pusing setelah mengerjakan soal-soal psikotes. Sebelum aku pulang, diinfokan untuk datang kembali, bertemu dengan dr.Ihsan pada hari Rabu, 4 September 2013, pikirku Senin aku sudah bisa bekerja. Pikir orang tuaku pasti juga sama denganku. Salah ternyata. Aku pulang.